Saturday, April 14, 2018

Focus Grup Diskusi

Focus Grup Diskusi (FGD) adalah suatu wadah dimana para peserta saling bertukar informasi dan pikiran mengenai suatu permasalahan ataupun ilmu-ilmu tertentu. IMTEK (Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia) Politeknik STMI Jakarta telah menyelenggarakan Focus Grup Diskusi dengan dua kali pertemuan, 8 Desember 2017 dan 14 Maret 2018. Berikut adalah hasil dari kedua forum tersebut.



Pada FGD 1 dengan tema "Komposit Ramah Lingkungan", memilih untuk membedah dua jurnal. Jurnal yang pertama mengenai “Pembuatan Polimer Komposit Ramah Lingkungan untuk Aplikasi Industri Otomotif dan Elektonik” .

1. Bahan yang digunakan, yaitu :
  • Serat daun nanas, yang merupakan bahan buangan atau limbah daun nanas.
  • Epoxy, polimer thermosetting yang mengeras apabila ditambahkan dengan katalis atau pengeras.
Dalam pembuatan polimer komposit tersebut, epoxy berperan sebagai matrik dan serat daun nanas sebagai filler. Dengan memvariasikan struktur serat  (teratur, anyam, dan acak) dan dengan berbagai perbandingan komposisi dari kedua bahan.

2. Metode Penelitian :
Dalam jurnal pembuatan polimer komposit tersebut, digunakan metode simple mixing, dimana polimer atau resin epoxy dan hardner dicampurkan dengan perbandingan massa.

3. Proses yang digunakan :
Hand Lay Up, dimana resin akan dituangkan dengan tangan ke dalam serat berbentuk anyaman, rajuan, atau kain, kemudian memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Metoda ini paling sederhana dan merupakan proses dangan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.

4. Analisa Karakteristik :
  • Uji Tarik

Pengaruh komposisi dan struktur serat terhadap kekuatan tarik, uji ini menggunakan standar ASTM- D638-type IV dengan hasil semakin besar komposisi epoxy, maka akan semakin besar nilai kekuatan tariknya, begitu pula sebaliknya. Struktur arah serat juga berpengaruh pada kekuatan tariknya. Bila arah seratnya berlawanan, maka kekuatan tariknya akan melemah.
  • Uji Impact

Hubungan antara fraksi berat serat dan energi impak mengalami kenaikan dan penurunan energi impak dari fraksi berat serat. Dan hasil yag didapat kekuatan impak terhadap fraksi berat serat adalah 20%.
  • Uji SEM (Scanning Electron Microssope)

Serat yang disusun secara teratur akan menghasilkan sifat mekanik yang baik, karena gaya yang akan berkerja searah.

5. Kekurangan :
Untuk kota seperti Jakarta, bahan yang digunakan adalah serat daun nanas dan keberadaannya kurang mencukupi.

6. Solusi :

Serat nanas bisa diganti dengan serat kelapa keran limbah serat kelapa sering di jumpai.
Karena dari judul adalah untuk aplikasi industri otomotif dan elektronik, maka seharusnya dilakukan pula uji panas.




Jurnal yang kedua mengenai “Pengaruh Variasi Arah Susunan Serat Sabut Kelapa terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Serabut Kelapa.”

1. Bahan dasar yang digunakan :
  • Serat serabut kelapa karena masih dalam kategori limbah yang belum banyak dimanfaatkan oleh skala industri sehingga perlu adanya pemanfaatan fiber  berpenguat serat alami.
  • Resin poliester.
  • Katalis MEKPO.
  • Aquades
  • Vaseline
  • Thiner

2. Peralatan yang digunakan :
  • Universal testing machine testometric DBBMTCL-2500 Kg
  • Mesin CNC
  • Timbagan digital

3. Analisa yang dilakukan :
  • Uji Tarik
  • Uji Lentur
  • Uji Kekuatan

4. Hasil :
Komposit serat sabut kelapa yang tegangan tarik tertingginya ialah komposit dengan arah susunan sejajar (0°), dan tegangan lentur tertingginya ialan komposit dengan arah susunan serat sejajar (0°) dan (45°)

5. Kekurangan :
Penggunaan resin poliester masih sedikit kurang pas, karena harganya yang relatif mahal. Untuk komposit yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan badan kapal masih diragukan karena ukuran kapal yang besar dan lingkungan sekitar berupa air sedangkan bahan dasar komposit tersebut adalah serat kelapa yang mudah menyerap air. Jumlah yang digunakan pun relatif sangat banyak.


Pada FGD 2, peserta diberikan dua jurnal dan melakukan sesi tanya jawab. Tema yang disampaikan adalah “Komposit Berbasis Limbah”. Berikut adalah hasil FGD 2.

Jurnal pertama berjudul “Pemanfaatan Limbah Batang Kelapa Sawit dan Plastik Daur Ulang sebagai Bahan Baku Papan Plastik Komposit”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas komposit kayu plastik dari limbah padat dari perkebunan kelapa sawit berupa batang kelapa sawit (BKS) dengan matriks plastik polipropilena daur ulang (RPP/Recycle PoliPropilena).

RPP adalah thermoplastik resin yang bersifat hidrofobik yaitu sifat yang tidak mudah menyerap dan melepaskan air.

Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BKS dan dikonversi menjadi partikel dengan menggunakan hammer mill. Partikel yang dihasilkan selanjutnya diayak dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu lolos saringan p1 = 20 mesh, p2 = 40 mesh dan p3 = 60 mesh. Setelah itu, partikel dikeringkan dengan oven sampai mencapai kadar air (KA) <10%. RPP dengan ukuran 60 mesh digunakan sebagai matriks. Perbandinganmatriks dan bahan pengisi adalah 7:3. Maleic anhydride (MAH) sebanyak 5% dari berat matriks digunakan sebagai modifier dan benzoil peroksida (BPO) sebanyak 5% dari berat MAH dan digunakan sebagai inisiator.

Faktor ukuran partikel, penambahan modifier (Maleic Anhydride) dan inisiator (benzoil peroksida) pada suhu kempa (180 ⁰C dan 190 ⁰C) berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis papan komposit (WPC) dari RPP dan partikel batang sawit dan tandan kosong sawit yang dihasilkan. Papan komposit yang memenuhi standar JIS A 5908-2003 yaitu pada pengujian fisis sedangkan pengujian mekanis, hanya MOR papan komposit dari partikel batang sawit yang memenuhi standar.

1. Berapa densitas papan komposit BTS?
Nilai rata-rata kerapatan papan plastik komposit dengan bahan pengisi BKS antara 0,80-0,87 g cm-3. Kerapatan papan plastik komposit pada suhu kempa 180 ⁰C secara umum lebih tinggi daripada 190 ⁰C.

2. Berapa Konsentrasinya?
Rasio RPP dan OPT atau EFB adalah 7: 3. Maleic anhydride (MAH) dan benzoil peroxyde (BPO) digunakan sebagai pengubah dan inisiator masing-masing sebesar 5% berdasarkan berat RPP dan MAH.

Kelebihan dari jurnal ini adalah sangat lengkap karena telah memuat segala informasi dari segi matrik, filler, inisiator dll.

Jurnal yang kedua mengenai “Karakteristik Fisis Papan Komposit Dari Serat Batang Pisang (Musa Sp.) Dengan Perlakuan Alkali”.

Papan komposi dari limbah batang pisang yang dimbil seratnya dapat menghasilkan papan komposit yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan JIS A 5904-1994 dan JIS A 5905-1994. Sifat fisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah kerapatan papan komposit yang berkisar antara 0,55 g/cm3 – 0,80 g/cm3, sedangkan kadar air berkisar antara 8,68% - 14,61%, yang semuanya memenuhi persyaratan JIS. Sedangkan daya serap air terhadap perendaman 2 jam berkidar antara 52,57% - 211,05%, perendaman 24 jam berkisar antara 56-23% - 257,65%, pengujian ini tidak dipersyaratkan oleh JIS. Pada pengembangan tebal 2 jam diperoleh antara 14,37% - 67,86%, sedangkan pengembangan dalam 24 jam berkisar antara 21,48% - 97,96%, sifat ini tidak memenuhi persyaratan JIS A 5908-1994 (papan partikel), sedangkan JIS A 5905-1994 (papan serat) tidak dipersyaratkan. Dari penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa serat batang pisang dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku papan komposit pengganti kayu.

1. Bagaimana kondisi batang pisang yang di ambil?
Yang mendekati tua. karena, kadar air dalam batang sedikit

2. Apa alat pengering bahan tersebut?
Di press dengan mesin kempa dan oven

Kelebihan dari jurnal ini adalah serat dari limbah batang pisang  mudah di cari di Indonesia, mudah di dapatkan, dan jumlahnya sangat melimpah.

Dari kedua jurnal yang dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan limbah untuk komposit sangat berpengaruh, karena jumlahnya yang banyak serta sebagai pengganti bahan kimia yang mahal. Penggunaan limbah dianggap efisien sebagai natural fiber.

Sunday, April 1, 2018

Mari Mengenal Simbol Daur Ulang Plastik !

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

Plastik adalah material yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Plastik telah banyak digunakan untuk membuat produk atau barang-barang yang berguna untuk kehidupan manusia. Sejak dari dulu, pada abad ke 20, penggunaan plastik telah berkembang secara luar biasa.

Karena penggunaannya yang multifungsi, banyak konsumen yang masih belum mengerti arti dari simbol-simbol daur ulang yang biasa ada pada kemasan plastik. Bahkan, ada pula yang memanfaatkannya tidak sesuai dengan fungsinya.

Nah, bagi kalian yang masih bingung ataupun tidak mengerti tentang simbol-simbol daur ulang plastik, berikut penjelasannya.


Pada kemasan yang terbuat dari plastik, biasanya ditemukan simbol atau logo daur ulang yang berbentuk segitiga dengan kode-kode tertentu. kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (Internasional Organization of Standardization). Secara umum tanda pengenalan plastik tersebut :
  1. Berada atau terletak di bagian bawah,
  2. Berbentuk segitiga,
  3. Terdapat angka di dalam segitiga,
  4. Terdapat nama jenis plastik di bawah segitiga.



Simbol daur ulang ini memiliki arti 3 langkah siklus daur ulang Langkah pertama adalah mengumpulkan bahan-bahan untuk didaur ulang. Langkah ini dilakukan bila bahan-bahan yang dapat didaur ulang diletakkan dalam tempat sampah khusus. Bahan-bahan yang dikumpulkan tersebut kemudian dibersihkan dan disortir untuk dijual ke pabrik. Langkah yang kedua adalah bahan-bahan yang dapat didaur ulang diproduksi menjadi produk-produk baru untuk dijual, baik secara eceran maupun komersial. Yang ketiga adalah langkah yang sebenarnya yaitu membeli dan menggunakan produk yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang.

Simbol daur ulang ini dirancang untuk membantu recyclers dalam melakukan pengumpulan dan pemilihan serta sebagai indikator untuk menentukan adanya bahan kimia yang membahayakan atau tidak.


Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-maisng 7 simbol daur ulang yang sering digunakan.
PET atau PETE (Polyetylene Terephtalat Etylene)
PET (juga dikenal sebagai polyester, diwakili oleh simbol plastik daur ulang nomor 1) merupakan bahan yang paling banyak digunakan dalam botol makanan dan minuman. Ringan, murah dan mudah merupakan alasan kenapa PET banyak diproduksi. Penggunaan PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jenis PET ini dapat kita temukan dalam minuman ringan, jus dan botol air. Dapat di daur ulang dalam bentuk bagian-bagian otomotif seperti dashboard rack, bumpers, panel pintu.

Jika sering dipakai untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Bahan ini diantara komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak, tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk bahan ini tetap rendah, seesar 20%.
HDPE (High Density Polyethylene)
HDPE (simbol plastik daur ulang nomor 2) merupakan jenis yang umum digunakan untuk kemasan produk-produk rumah tangga dan diyakini memiliki kontaminasi bahan kimia yang sangat rendah. Sama seperti PTE, HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Dapat ditemukan dalam botol jus, botol deterjen, botol shampoo, botol minyak, botol susu, kotak sereal. Dapat di daur ulang ke dalam botol deterjen, kursi plastik, pagar, mainan.

Ini adalah salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia anatara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan / minuman yang dikemas. Namun, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu, makan hanya bisa digunakan sekali saja. Jenis ini juga dapat digunakan kembali untuk bahan lanta ubin, drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain.
PVC (Polyvinyl Chloride)
PVC (simbol plastik daur ulang nomor 3) memiliki karakterisitik yang kuat, fleksibel, dan tahan terhadap bahan kimia. Plastik ini jarang di daur ulang dan dianggap berbahaya. Tidak boleh bersentuhan dengan makanan ketika memasak. Mengandung chlor dan akan terurai ke lingkungan jika dibakar. Dapat ditemukan dalam botol pembersih kaca, botol deterjen, botol minyak goreng, peralatan medis, papan, jendela, pipa. Dapat di daur ulang ke dalam binders, kabel, tikar.
 
LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE (simbol plastic daur ulang nomor 4) memiliki karakteristik yang kuat, fleksibel dan aman sehingga paling banyak digunakan. Pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang uang memerlukan fleksibilitas tapi kuat. Barang dengan kode ini bisa dibilang tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baik untuk kemasan makanan. Dapat ditemukan dalam: kantong plastik, penutup daging beku. Dapat di daur ulang ke dalam bentuk film, amplop.
PP (Polypropylene)
PP (simbol plastik daur ulang nomor 5) merupakan jenis plastik yang tahan terhadap bahan kimia, memiliki titik cair yang tinggi dan memiliki kepadatan terendah dari semua produk kemasan. Karakteristiknya adalah biasa pada botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik jenis ini tahan tehadap panas. Dapat ditemukan dalam: kemasan yogurt , botol sirup, botol kecap, botol obat, sedotan. Dapat di daur ulang ke dalam lampu, kabel baterai, sikat, rak, nampan.

PS (Polistirena)
PS (simbol plastik daur ulang nomor 6) memiliki karakteristik titik cair yang rendah dan baik untuk bahan isolasi. Dapat diproduksi menjadi kaku seperti busa atau yang biasa dikenal dengan Styrofoam. Bahan ini telah lama jarang digunakan karena dapat membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain itu jenis plastik ini juga sulit untuk di daur ulang. Dapat ditemukan dalam cangkir dan piring, nampang daging, karton telur, tempat barang-barang elektronik, botol aspirin, Compact Disc. Dapat di daur ulang ke dalam kemasan makanan cepat saji, penggaris, busa.

Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya dengan kesehatan otak, mengganggu hormon esterogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan serta sistem dyarat, karena bahan ini sulit didaur ulang. jika didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaikanya dihindari).

Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan gejala. PS mengandung benzena, suatu zat penyebab kanker dan tidak boleh dibakar. Bahan ini dioleh kembali menjadi isolasi, kemasan, pabrik tempat tidur, dan lain-lain.
OTHER
Kategori “Lainnya” (simbol plastic daur ulang nomor 7) termasuk bahan-bahan yang tidak termasuk dalam klasifikasi plastik daur ulang atau kombinasi dari klasifikasi tersebut. Pada dasarnya, untuk jenis plastik ini ada 4 macam, yaitu : SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC (Polycarbonate), dan Nylon.  Dapat ditemukan dalam kacamata hitam, DVD, music player, komputer. Dalam beberapa tahun terakhir, simbol plastik nomor 7 telah menjadi fokus perhatian seluruh dunia karena telah ditemukan plastik Polycarbonate, di bawah percobaan ilmiah, telah ditemukan Bisphenol A. Ini adalah jenis bahan kimia yang diketahui dapat menyebabkan kelainan hormon dan lahir cacat.

SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia atau suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkatt kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Ini adalah salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.

PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.

Tidak semua plasti nomor 7 adalah polikarbonat, bahkan segelintir berbahan nabati. Polikarbonat masih menjadi perdebatan dalam beberapa tahun terakhir, karena ditemukan pada saat mencuci BPA (Bisphenol A) menjadi bahan hormon pengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin.

Nah, produk-produk yang sudah melewati proses daur ulang memiliki simbol R, yang berarti hasil dari daur ulang. Namun tidak menutup kemungkinan produk-produk tersebut dapat didaur ulang kembali.

Sumber :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik
  • http://adikristanto.net/simbol-simbol-daur-ulang/
  • http://www.scg.web.id/2012/06/7-arti-angka-yang-tertera-pada-simbol.html